Lumajang, – Masyarakat yang tergabung dalam Himpunan Petani Pemakai Air (Hippa) di Kelurahan Rogotrunan, Desa Boreng, dan Desa Blukon mengeluhkan keberadaan Dam Boreng yang belum sepenuhnya mengairi lahan pertanian.
Humas Bidang SDA Dinas PUTR Kabupaten Lumajang, Joko Kemin menjelaskan, debit air yang masuk di intake saluran Boreng sebesar 702 liter per detik, sedangkan kebutuhan air irigasi untuk melayani 306 hektare sawah hanya membutuhkan 550 liter per detik.
Hasil inventarisasi menunjukkan bahwa jaringan irigasi primer, sekunder, dan tersier dalam kondisi yang kurang baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan beberapa langkah untuk meningkatkan efisiensi irigasi.
“Salah satunya yakni, menormalisasi saluran, baik secara manual maupun dengan alat berat, untuk memastikan bahwa saluran irigasi dapat berfungsi dengan baik dan tidak ada hambatan yang dapat mengurangi debit air,” kata Joko Kemin, Selasa (22/4/25).
Di samping itu, penutupan serta pengambilan air liar sering terjadi. Kata dia, perbaikan dinding saluran, untuk mencegah kehilangan air dan memastikan bahwa air irigasi dapat digunakan secara efektif.
“Serta penataan pola operasi pintu air agar debit air bisa mengalir dan dibagi merata kepada petak-petak sawah secara giliran, sehingga petani dapat menggunakan air irigasi secara efektif dan efisien,” katanya.
Berdasarkan pengamatan pada 8 April 2025, tiga wilayah tersebut sudah teraliri 100%. “Untuk wilayah Kelurahan Rogotrunan 41 hektar 100% sudah terlayani, wilayah Desa Boreng 168 hektar 100% terlayani, di Desa Blukon 97 hektar 100% juga terlayani, dengan catatan bahwa wilayah peta sawah Blukon ini mendapat suplai air irigasi dari jaringan irigasi Berupurwo,” jelas Kemin.
“Meski begitu, petani masih mengkhawatirkan persiapan untuk musim kemarau, karena mereka khawatir bahwa air irigasi tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman mereka,” tambahnya.
Dalam hal ini, perlu adanya meningkatkan tampungan air di Dam Boreng untuk menyuplai air saat musim kemarau. Dengan demikian, dapat meningkatkan efisiensi irigasi dan membantu petani dalam menghadapi musim kemarau. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra