Menu

Mode Gelap
KAI Daop 9 Jember Siapkan 24 Perjalanan Kereta untuk Lebaran 2025 Dua Tronton Adu Banteng di Depan Wisata Pantai Bentar, Dua Sopir Terluka Prihatin, Guru Ajak Siswa yang Terisolasi Akibat Banjir Pindah Sementara Eks Ketua Bawaslu hingga Anak Mantan Wali Kota Ramaikan Bursa Calon Ketua KONI Kota Probolinggo Tenaga Honorer Segera Dirumahkan, Pemkab dan DPRD Lumajang Pasrah Sebanyak 12 Pasar di Lumajang Akan Direhabilitasi dengan Anggaran Rp4 Miliar

Budaya · 11 Sep 2018 09:37 WIB

Asyiknya Nostalgia, Musik Ronjengan di Krejengan


					Asyiknya Nostalgia, Musik Ronjengan di Krejengan Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Presiden pertama, Ir Soekarno mengingatkan rakyatnya dengan istilah yang terkenal “Jasmerah” (Jangan sekali-kali melupakan sejarah). Ungkapan itu diperkuat oleh wartawan yang juga sastrawan, Mahbub Djunaidi bahwa sehina-hina manusia adalah pemalsu sejarah.

Demi merunut sejarah masa lalu, Nurul Huda, Kepala Desa Krejengan, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo mengajak warganya bernostalgia. Ia berusaha mengangkat tradisi yang sudah punah, musik tradisional ronjengan.

Ronjengan (Madura) atau lesung (Jawa), “tempo doeloe” merupakan alat untuk menumbuk padi, jagung, hingga melumat batang sagu. Tetapi di sela-sela menggiling bahan makanan, warga desa biasa “kothekan” atau memukul-mukul lesung dengan antan (alu, Jawa). Bunyi-bunyian berirama itu juga menjadi tradisi saat warga bergotong-royong menumbuk padi menjelang hajatan.

Seiring dengan munculnya mesin penggilingan padi (huller) atau selep, lesung pun luput dari pandangan dan jangkauan ibu-ibu yang dulu menggelutinya. Ronjengan pun menjadi barang langka yang letaknya pun entah di mana.

“Bersamaan dengan datangnya Tahun Baru Islam, kami bersama warga bersepakat menghidupkan kembali musik ronjengan dengan membuat lomba. Alhamdulillah, warga antusias,” ujar Huda, Selasa (11/9/2018).

Ronjengan, alat penumbuk padi tradisional yang keberadaannya sudah tergerus zaman. (maf)

Antusiasme warga terlihat dari banyaknya yang mengikuti lomba ronjengan yakni, 12 peserta. Mereka berasal dari 16 RT yang berada di tiga dusun di Desa Krejengan.

Peserta lomba pun berbagi peran, ada vokalis, penabuh, hingga backing vokal. Sedangkan untuk alat ronjengan sudah disiapkan oleh panitia.

Huda pun tampak hadir saat penutupan lomba ronjengan bertema “Sinergitas Membangun Desa Untuk Maslahat”. Ia sengaja mengenakan setelan peci hitam, hem putih dipadu sarung biru tua.

“Para peserta lomba ronjengan melakukan persiapan satu minggu sebelum lomba. Mayoritas pesertanya ibu-ibu yang sudah pernah dan tahu bagaimana cara memainkan ronjengan ini. Mulai dari yang berusia muda sampai dengan yang lanjut usia (Lansia),” ujar Huda.

Petinggi desa itu di sela-sela ramah-tamah bersama perangkat desa menyampaikan, agar tradisi ronjengan terus dilestarikan. “Tujuannnya, agar semuanya, khususnya masyarakat di sini tidak lupa akan sejarahnya. Apalagi sudah menjadi budaya masyarakat Krejengan, yang mana budaya itu merupakan buah kearifan lokal yang menjadi ciri khas masyarakat,” lanjutnya.

Kembali hidupnya alat yang terbuat dari kayu seperti, jati, nangka, hingga trengguli berukuran sekitar sepanjang 2,5 meter dan selebar 0,5 meter itu diharapkan menjadi ikon Desa Krejengan.

“Supaya ronjengan tetap aman. Apalagi sekarang era globalisasi yang sangat kuat, sehingga bisa melunturkan seni tradisional, hanya dengan dicekoki oleh alat yang berbau elektronik,” ujarnya kepada PANTURA7.com. (*)

 

Penulis: Moh Ahsan Faradies

Editor: Ikhsan Mahmudi

Artikel ini telah dibaca 138 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

KAI Daop 9 Jember Siapkan 24 Perjalanan Kereta untuk Lebaran 2025

7 Februari 2025 - 19:43 WIB

Prihatin, Guru Ajak Siswa yang Terisolasi Akibat Banjir Pindah Sementara

7 Februari 2025 - 16:35 WIB

Warga Lumajang Diminta Tidak Tergiur Kerja Sama Terkait MBG

6 Februari 2025 - 17:12 WIB

Marak Pembuangan bayi, Pemkab Jember Bakal Dirikan Pusat Pembinaan Keluarga

6 Februari 2025 - 04:26 WIB

Jalur di Grobogan Pulih, Layanan KA Pandalungan dan KA Blambangan Kembali Normal

5 Februari 2025 - 19:53 WIB

Sempat Dilarang, Presiden Prabowo Instruksikan Pengecer Boleh Jual LPG 3 Kg Lagi

4 Februari 2025 - 18:13 WIB

Januari Kelabu di Probolinggo, 174 Istri Gugat Cerai Suaminya

4 Februari 2025 - 15:30 WIB

Polemik Toko Berjaringan, DPRD Jember Bakal Kuliti 238 Swalayan

4 Februari 2025 - 06:46 WIB

Marak Pembuangan Bayi di Sungai, LBH Jentera Perempuan Jember Ngaku Prihatin

3 Februari 2025 - 18:40 WIB

Trending di Regional