Menu

Mode Gelap
Edarkan Pil Koplo ke Pengamen, Dua Pengedar Asal Mayangan Diciduk Polisi Deni Caknan dan Sound Horeg Siap Ramaikan Kampanye Akbar Nomor Urut 02 di Lumajang Gudang Mebel Antik di Desa Pesisir Terbakar, Kerugian Rp 600 Juta Ratusan Kades Diberi Pembinaan Netralitas Menjelang Pilkada 2024 Mentan Ajak Ribuan Peserta Minum Susu Bersama dan Teken MoU untuk Tingkatkan Produksi Susu Lokal di Pasuruan KPU Kota Probolinggo, Logistik Pilkada 2024 Mulai Didistribusikan H-4 Pencoblosan

Budaya · 9 Des 2018 06:49 WIB

Serunya Permainan Balap Kelereng Dengan Papan Kayu


					Serunya Permainan Balap Kelereng Dengan Papan Kayu Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Disaat permainan modern mendominasi era milenial, ternyata masih ada anak-anak yang bertahan dengan permainan tradisional. Salah satunya, balap kelereng menggunakan lintasan papan kayu, yang dimainkan oleh anak-anak di RT/01 RW/06, Kelurahan Kebonsari Kulon Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo.

Teknik permainannya, sekitar 15 anak menggerombol disertai lintasan papan kayu untuk balap kelereng. Panjang lintasan sekitar 8 meter dan lebar 30 sentimeter serta tancapan paku yang membuat kelereng mencari celah dari start menuju finish, begitu dilepas.

Kelereng yang digunakan adalah kelereng yang diameternya kecil sehingga celah diantara paku yang tertanam di papan kayu bisa melintasi. Agar kelereng tidak keluar lintasan, papan kayu dibatasi dengan balutan karet.

Sorak sorai peserta pun riuh disertai tepuk tangan mengiringi peluncuran kelereng. Keriuhan kian semarak kala kelereng jagoan tercepat capai garis finish. Bahkan dalam permainan itu ada pencatat kecepatan, bak permainan profesional.

Salah satu anak yang ikut bermain, Agung Fajar Kurniawan (13) mengaku permainan balap kelereng dengan papan kayu ini merupakan bikinan sendiri. Secara swadaya mereka iuran membuat papan kayu dan paku untuk balapan kelereng.

“Dalam setiap lintasan ada 4 kelereng mas yang papannya dibuat menurun. Kami membuat sendiri papan kayunya. Hampir setiap hari kami bermain disini,” ucap bocah yang masih duduk di Kelas 1 SMP ini.

Suasana saat para bocah mendukung kelereng jagoannya yang dilombakan lewat papan kayu. (rs)

Senada dengan Fajar, bocah lain M. Vicky (10) juga gemar bermain balap kelereng dengan papan kayu. Pasalnya untuk bermain kelereng ditanah, disekitar rumahnya sudah tidak karena sudah di paving.

“Ya karena tanahnya ditutup paving akhirnya pake papan kayu. Selain bersih balap kelereng dengan papan kayu justru lebih seru. Karena tidak bisa ditebak siapa yang menang,” kata dia.

Ia menambahkan alasannya memilih permainan tradisional, karena menurutnya permainan itu tidak memerlukan biaya banyak serta cara mainnya relatif mudah. “Hemat dam mudah dimainkan,” tegas dia.

Permainan balap kelereng dengan papan kayu ini merupakan bagian dari beberapa permainan tradisional. Kendati banyak jenisnya, namun kini masih sedikit anak-anak yang menggemari karena lebih memilih game modern, baik menggunakan gadget maupun sentra permainan moder. (*)

 

Penulis : Rahmad Soleh

Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 97 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Hari Raya Kuningan, Mohon Perlindungan dan Keselamatan di Alam Semesta

5 Oktober 2024 - 16:33 WIB

Umat Hindu Tengger Sembahyang Hari Raya Kuningan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung

5 Oktober 2024 - 13:25 WIB

Warga Desa Darungan Lumajang Berebut Tiga Gunungan Hasil Bumi dan 1.000 Ketan

29 September 2024 - 15:25 WIB

Ratusan Warga Lumajang Berebut Empat Gunungan

19 September 2024 - 15:15 WIB

Selama 8 Bulan, KAI Daop 9 Jember Layani 2 Juta Penumpang

9 September 2024 - 18:45 WIB

Belum Beroperasi, Perusahaan ini Sudah Bangun Jalan di Ujung Barat Probolinggo

2 September 2024 - 16:39 WIB

Krecek Rebung, Jadi Ikon Kuliner Lumajang

2 September 2024 - 16:03 WIB

Lestarikan Kuliner Tradisional, Lumajang Gelar Sapar Agung

1 September 2024 - 12:58 WIB

Ada Festival Segoro Topeng Kali Wungu di Lumajang, Bikin Pelaku UMKM Sumringah

25 Agustus 2024 - 21:13 WIB

Trending di Budaya